0

0

Apparel

8 Jenis Tinta Sablon: Panduan Ketepatan Pilihan untuk Proyek

Secara teknis, sablon merupakan perpaduan antara seni dan teknik. Salah satu elemen yang krusial dalam menentukan keseimbangan hasil akhir proyek cetak tidak lain pemilihan jenis tinta sablon yang tepat. Sebab, masing-masing tinta memiliki karakteristik dan kesesuaian penggunaan yang berbeda. Berikut 8 macam tinta untuk sablon yang lengkap dengan panduan pemilihannya.

 

1. Tinta Sablon Plastisol

Pertama ada jenis tinta sablon plastik, yaitu plastisol. Tinta ini merupakan varian yang paling umum dan serbaguna dalam industri sablon, khususnya untuk material garmen. Basisnya minyak, bukan air. Jadi, tinta tidak meresap ke serat kain, melainkan membentuk lapisan tebal di atas permukaan kain. Hasil warna sablonnya pekat, cerah, dan konsisten.

Daya tutup (opacity) jenis sablon kaos dengan tinta plastisol sangat baik, meskipun membutuhkan proses pemanasan dengan suhu tinggi, sekitar 160-170°C agar hasilnya maksimal. Jika pemanasannya tidak tepat, tinta jadi mudah retak dan rontok, maka pada proses tersebut memerlukan ketelitian ekstra. Tinta plastisol lebih ideal untuk mencetak di kain berwarna gelap.

 

2. Tinta Sablon Neo-Pigment Kornit

Penting dicatat bahwa Anda perlu memahami perbedaan sablon DTF dan DTG untuk pengaplikasian jenis tinta yang satu ini. Sebab, tinta Neo-Pigment Kornit merupakan variasi tinta khusus teknologi cetak DTG. Basis tintanya air, sehingga ramah lingkungan. Garmut warnanya luas (CMYK + Merah, Hijau, dan Putih), memungkinkan pencetakan fotorealistik dengan gradasi halus.

Jenis tinta sablon satu ini ideal untuk mencetak desain full color, selain photorealistic. Cetakannya terasa lembut dan menyatu pada kain, padahal proses produksinya sangat cepat. Namun, harus diakui produksi cetak dengan menggunakan tinta Neo-Pigment Kornit membutuhkan biaya lebih besar, bukan karena bahan baku, melainkan biaya mesin cetak khusus yang mahal.

 

3. Tinta Sablon Rubber

Harga tinta sablon yang satu ini termasuk kategori paling ekonomis. Tinta rubber alias GL merupakan variasi berbasis air dengan karakteristik elastis dan fleksibel seperti karet setelah kering. Sifatnya mirip dengan plastisol, menumpang di atas permukaan kain, ini versi berbasis air. Daya tutupnya untuk berbagai jenis warna sama bagusnya. 

Tinta rubber lebih elastis dan tidak mudah pecah dari plastisol. Hanya saja, lebih cepat kering di atas screen atau media transfer, sehingga proses pengerjaan cetak harus cepat dan konsisten. Cocok untuk proyek cetak skala kecil hingga menengah, sementara untuk cetak massal memerlukan tenaga profesional yang berpengalaman sebagai jaminan konsistensi hasil.

 

4. Tinta Sablon Artistri DuPont

Sama seperti Kornit, DuPont Artistri merupakan merek tinta terkemuka untuk teknologi DTG (Direct-to-Garment). Tinta ini dikenal luas karena kualitas, daya tahan terbaik sehingga Anda tidak perlu secara khusus mencari cara mencuci baju sablon agar tidak rusak, dan kecerahan warna solid. Berbasis air, tinta dapat teraplikasi sempurna pada berbagai warna material.

Tinta DuPont ini memiliki sertifikasi Oeko-Tex Standard 100, yang berarti aman untuk kulit, bahkan sebagai sablon untuk pakaian bayi. Cetakannya bersifat breathable, jadi tidak menambah bobot pakaian ketika dikenakan maupun basah oleh keringat. Sayangnya, harga tintanya cukup tinggi sehingga kurang cocok untuk proyek cetak massal.

 

5. Tinta Sablon Glow in The Dark

Ini merupakan jenis tinta spesial efek yang mengandung bubuk fosfor yang menyerap cahaya dari matahari dan lampu, kemudian memancarkannya kembali saat berada di area gelap. Biasanya, tinta ini transparan dan berwarna kehijauan pucat. Sering dicetak di atas lapisan dasar tinta putih (underbase) yang solid supaya pantulan cahaya lebih optimal.

Jenis tinta sablon glow in the dark bisa berbasis minyak maupun air. Teknik pengaplikasiannya sama seperti tinta lain, hanya memerlukan lapisan yang sedikit lebih tebal untuk menampung lebih banyak pigmen fosfor. Cocok untuk proyek cetak pakaian anak-anak, merchandise, atau seri terbatas. Namun, harganya lebih mahal dan seiring waktu cahayanya redup.

 

6. Tinta Sablon Solvent-based

Solvent-based merupakan salah satu tinta yang populer untuk kebutuhan cetak sesuai deskripsi apa itu sablon non-garmen. Tinta ini berbasis pelarut kimia (solvent), bukan air atau minyak. Biasanya digunakan pada plastik, stiker vinyl, logam, kaca, akrilik dan kulit sintetis. Kemampuan pengeringan dan daya rekatnya superior, dengan permukaan tidak mudah menyerap air.

Tinta solvent-based dijamin tahan lama, termasuk terhadap goresan dan cuaca. Namun, pengaplikasiannya wajib hati-hati dan disarankan untuk profesional. Sebab, tinta ini mengeluarkan bau sangat menyengat dan uapnya juga berbahaya jika terhirup. 

 

7. Tinta Sablon Superwhite

Superwhite termasuk dalam kategori jenis tinta sablon manual berbasis air. Tinta ini dirancang khusus untuk menghasilkan warna putih cerah di atas kain gelap, tapi menawarkan hasil lebih lembut dari plastisol. Cara kerjanya dengan meresap ke dalam serat kain karena formulanya mengandung pigmen putih terkonsentrasi tinggi untuk melawan warna gelap kain.

Keunggulannya adalah hasil cetakan yang sangat lembut (soft-hand feel) dan menyatu dengan kain, serta bersifat breathable. Jadi alternatif terbaik untuk plastisol, meskipun tingkat kecerahan warnanya tidak se-solid plastisol. Harganya juga lebih mahal daripada plastisol sehingga tidak cocok untuk proyek dengan budget kecil.

 

8. Tinta Sablon Discharge

Tinta Discharge alias tinta cabut warna merupakan salah satu jenis tinta sablon  berbasis air terunik. Cara kerjanya dengan menghilangkan pigmen warna asli dari kain dan menggantinya dengan pigmen tinta tersebut. Sebab itu, tinta Discharge membutuhkan aktivator sebelum digunakan. Saat dipanaskan, aktivator ini bereaksi secara kimiawi menghilangkan warna asli area penyablonan.

Hasil sablonannya sangat lembut, bahkan tidak terasa karena menyatu dengan kain. Berdasarkan durabilitas juga sangat baik dan ideal untuk menciptakan efek vintage atau retro pada objek yang dicetak. Sayangnya, penggunaannya terbatas pada kain berserat alami seperti katun 100% dan hasil warnanya kurang akurat. Prosesnya juga meninggalkan aroma ammonia yang kuat.

 

Tinta Sablon Memaksimalkan Potensi Objek Cetak

Memilih jenis tinta sablon yang tepat menjadi kunci memaksimalkan potensi desain Anda, memastikan kualitas akhir, dan tentu saja menjamin keawetan barang tersebut. Secara teknis, masing-masing tinta sablon memiliki jodoh material masing-masing, yaitu:

  • Cotton Combed: Plastisol, Rubber, Superwhite, Discharge.
  • Campuran Katun Polyester (CVC, TC): Plastisol, Rubber.
  • Polyester (Jersey, Dry-Fit): Plastisol.
  • Kain Elastis (Spandex, Lycra Blend): Rubber dan Plastisol.

Sesuaikan dengan jenis bahan cetak dalam memilih tinta agar hasilnya sesuai keinginan. Begitu pula dengan skala produksi proyek tersebut. Plastisol dan Rubber paling bisa diandalkan untuk cetak massal, sedangkan untuk proyek yang lebih eksklusif, Superwhite dan Solvenbase merupakan pilihan tepat. Jangan asal pilih tinta kalau tidak mau hasilnya berantakan, ya!

Tags

Share

Related Posts

8 Rekomendasi Warna Hijab yang Cocok untuk Semua Warna Baju

12 Oct 2025

Apparel

Mencocokkan warna hijab dengan pakaian bisa menjadi tantangan tersendiri bagi kaum hawa. Salah memilih pilih warna kerudung dengan outfit yang dipakai bisa membuat penampilan kelihatan tidak serasi, b

5 Bahan Jersey Padel Club dan Tips Memilih Vendor Cetaknya

11 Oct 2025

Apparel

Demam olahraga padel tengah melanda dunia, tak terkecuali di Indonesia. Kombinasi unik antara olahraga tenis dan squash ini berhasil memunculkan banyak klub baru. Sebab itu, diperlukan elemen esensial

Warna Kaos yang Bagus: Soal Identitas, Bukan Sebatas Tren

11 Oct 2025

Apparel

Rasa nyaman dan menghemat energi jadi alasan seseorang cenderung memilih satu warna atau setidaknya berada di kelompok warna yang sama dalam berpakaian. Padahal, ada banyak pilihan warna kaos yang bag