Label pakaian sering dianggap sebatas penanda merek, padahal fungsinya jauh lebih krusial sebagai kartu identitas produk. Informasi yang disertakan di dalamnya bersifat vital, mulai dari merek, panduan perawatan bahan, produsen, hingga jenis ukuran baju atau item mode itu sendiri. Detail tertera dapat meningkatkan pemahaman konsumen sekaligus meningkatkan citra profesional produk.

Fokus kali ini adalah melabeli pakaian dengan informasi ukuran yang tepat. Ada beberapa standar ukuran yang biasa digunakan perusahaan mode, baik fast fashion maupun jenama mewah. Meskipun tampak sepele, ketepatan label jenis ukuran baju dari kecil sampai besar efektif mempermudah konsumen menemukan size yang pas, meminimalisir kekecewaan akibat salah membeli.

Ukuran Baju Alpha Sizing/Letter Sizing

Alpha sizing, atau sering disebut letter sizing, merupakan jenis ukuran baju dewasa hingga anak-anak yang paling umum dan mudah dikenali di seluruh dunia. Sistem ini menggunakan huruf untuk mengkategorikan ukuran, seperti XS (Extra Small), S (Small), M (Medium), L (Large), XL (Extra Large), dan seterusnya. Kesederhanaan informasi menjadi keunggulan utamanya.

Hal ini membuat konsumen mampu menemukan ukuran mereka dengan cepat tanpa detail pengukuran tubuh lainnya, seperti lingkar dada dan pinggang. Produsen juga dimudahkan dan diuntungkan dalam aktivitas produksi serta manajemen inventarisnya. Cocok untuk jenis pakaian kasual yang tidak memerlukan presisi tinggi seperti kaos, sweater, jaket dan item daily wear lainnya.

Ukuran Baju Numeric Sizing

Berikutnya ada numeric sizing yang biasa menjadi patokan jenis ukuran baju kemeja maupun item lainnya karena berkorelasi langsung dengan ukuran bagian tubuh tertentu, dalam satuan inci atau sentimeter. Contohnya ukuran celana 28, 30, dan seterusnya yang merujuk ukuran lingkar pinggang dalam inci. Tingkat presisinya jelas lebih baik dari alpha sizing. 

Teknisnya, numeric sizing merupakan jenis ukuran baju ideal untuk pakaian yang membutuhkan potongan pas badan (fitted garments) agar terlihat sempurna, seperti celana bahan, kemeja formal, gaun, blazer, dan setelan jas. Akurasi serta konsistensinya mempermudah konsumen dalam mendapatkan item mode sesuai kebutuhan, sekaligus untuk meminimalisir pengembalian pesanan dan kekecewaan dari konsumen.

Ukuran Baju All Size

Istilah “All Size” merujuk pada jenis ukuran baju pria maupun wanita yang berarti satu ukuran untuk semua. Konsep ini digunakan untuk pakaian yang dirancang agar dapat dikenakan oleh berbagai bentuk dan ukuran tubuh. Kuncinya terletak pada penggunaan bahan yang sangat elastis, seperti spandeks atau kain rajut dan rok berpinggang karet.

Bisa juga untuk desain pakaian dengan potongan longgar dan tidak terstruktur, seperti: kaftan dan oversized cardigan. Penomoran ini sangat menguntungkan produsen karena efisien dari segi waktu, tenaga, dan biaya produksi. Di sisi lain, konsumen juga dapat manfaatnya karena memudahkan ketika memilih pakaian untuk hadiah tanpa mengetahui ukuran pasti si penerima.

Ukuran Baju Internasional

Di pasar global, tantangan nyata bagi merek yang ingin berekspansi ke luar negeri adalah perbedaan jenis ukuran baju wanita, pria, dan anak-anak di masing-masing negara. Apalagi standar ukuran Amerika, Inggris, Eropa, Jepang, dan Korea bertolak belakang. Contohnya, lingkar pinggang 30 inci diberi label ‘M’ di Asia tetapi ‘S’ di AS.

Maka itu, asosiasi perusahaan mode global menetapkan standar ukuran internasional dengan menggabungkan beberapa sistem penomoran sekaligus pada satu label. Contohnya US: M / EU: 48 / UK: 38, sehingga konsumen bisa mengambil keputusan pembelian yang tepat, baik untuk transaksi daring maupun langsung di toko, terutama untuk pelancong yang ingin berbelanja.

Ukuran Baju Jumbo

Selanjutnya, ada ukuran kaos dan item mode lainnya dengan label jumbo atau lebih populer dengan istilah “Plus Size”. Kategori ini dirancang khusus untuk melayani konsumen dengan ukuran tubuh di atas rata-rata. Dimulai dengan ukuran standar besar, seperti XL atau XXL, lalu dilanjutkan dengan sistem alpha sizing 3XL, 4XL, dan 5XL.

Sebagai catatan, bukan sekadar memperbesar ukuran standar. Namun, desainer atau produsen pakaian jumbo harus memperhitungkan detail lainnya seperti estimasi lingkar dada, pinggang, panggung, dan lengan agar proporsional dan tidak sekadar muat. Bila ingin menambahkan desain juga perlu menyiapkan ukuran screen sablon yang tepat, bukan ukuran standar, agar desain bisa menonjol.

Ukuran Baju M Fit to L, L Fit to XL

Terakhir ada ukuran baju “M Fit to L” dan “L Fit to XL” yang cocok dengan beragam jenis sablon kaos. Ukuran ini merupakan fenomena unik yang hanya ditemukan di toko online dan offline di Asia Tenggara. Bukan sistem ukuran standar, tapi efektif dalam menjembatani kesenjangan antara dua ukuran yang berbeda. 

Maksudnya, produk berlabel “M Fit to L” diproduksi dengan sistem alpha sizing ‘M’, tapi cukup longgar atau melar sehingga bisa dipakai pengguna yang biasanya memakai ukuran ‘L’. Selain memudahkan konsumen saat membeli pakaian yang tidak bisa dicoba seperti kaos atau yang dibeli online, cocok juga dengan berbagai ukuran sablon kaos.

Label Ukuran Baju, Bukan Sekadar Tempelan

Penjabaran berbagai jenis ukuran baju di atas menegaskan fungsi label pakaian bukan sekadar identitas merek. Label tersebut merupakan sumber informasi utama bagi konsumen untuk menemukan produk yang sesuai proporsi tubuh, sekaligus cara perawatan supaya lebih awet. Bagi produsen sendiri, label produk merupakan media branding profesionalisme yang kuat.Label pakaian tidak harus berukuran besar dengan desain mencolok hingga memakan tempat. Cukup gunakan label berukuran sedang tapi mampu menampung semua informasi penting mulai dari merek, tempat produksi, ukuran, dan instruksi perawatan. Saatnya branding produk pakaian Anda dengan cerdas!