call us:   0811-969-0809

Follow us:





Wellen Print
Desain GrafisBleed: Pengertian, Fungsi, Cara, dan Contoh Penerapan

Bleed: Pengertian, Fungsi, Cara, dan Contoh Penerapan

Dalam industri percetakan, bleed adalah salah satu detail kecil yang dapat membuat perbedaan besar pada hasil cetak. Sayangnya, banyak pelaku industri justru menyepelekan peranan krusial dari bleed yang mampu menghasilkan produk cetak berkualitas tinggi, rapi, dan memberi kesan profesional yang kuat. Artikel berikut akan membahas lebih dalam tentang bleed tersebut.

Pahami Pengertian dari Bleed

Secara sederhana, bleed merupakan area tambahan yang tumpang tindih di luar halaman cetakan dari suatu desain. Area ini nantinya dipotong saat proses finishing setelah keseluruhan prosedur cetak selesai. Area bleed adalah zona aman yang memastikan desain yang tercetak melampaui tepi kertas untuk meminimalisir bekas material polos tertinggal setelah proses pemotongan.

Fungsi dan Pentingnya Bleed dalam Percetakan

Apakah bleed sangat penting? Tentu saja, sebab dalam industri percetakan, bleed memegang banyak tiga krusial, yaitu: menghindari tepi putih yang tidak diinginkan, kompensasi untuk ketidaktepatan pemotongan, dan menciptakan tampilan profesional.

Menghindari Tepi Putih yang Tidak Diinginkan

Fungsi utama dari margin bleed adalah menghindari tepi putih yang tidak diinginkan. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bleed mencegah munculnya material polos alias tepi putih yang tidak estetik pada hasil cetakan. Sekilas memang tampak sepele, tapi tepi putih ini bisa sangat mengganggu, khususnya pada produk dengan desain warna latar belakang solid.

Kompensasi untuk Ketidaktepatan Pemotongan

Secanggih apapun mesin pemotong, tetap memiliki peluang kesalahan. Biasanya, terjadi pergeseran atau ketidaktepatan kecil saat pemotongan yang mengakibatkan hasil tidak rapi, desain tidak sempurna, hingga kecacatan cetak yang fatal. Kegunaan lain dari bleed adalah memberikan toleransi atas kesalahan tersebut agar desain tetap tampak utuh dan profesional seperti tidak terjadi apa-apa.

Ketidaktepatan pemotongan pada produk cetak dapat menimbulkan keraguan terhadap kredibilitas percetakan. Konsumen akan menganggap pihak percetakan tidak memiliki kualitas yang bagus dalam pekerjaan yang diberikan, sekaligus menimbulkan rasa kecewa karena merasa tidak diperhitungkan secara maksimal sebagai klien. Perasaan negatif tersebut akan membuat konsumen dengan mudah berpaling.

Menciptakan Tampilan Profesional

Tidak adanya material polos yang tertinggal dan kompensasi atas ketidatepatan pemotongan membuat hasil cetakan jadi terlihat lebih rapi, tajam, dan profesional. Tepi yang bersih dan konsisten memberikan kesan teliti terhadap detail. Sebaliknya, pencetakan tanpa bleed atau bleed off adalah tindakan yang berpotensi meningkatkan peluang kesalahan dan menghasilkan produk secara amatir.

Cara Menerapkan Bleed dalam Proyek Desain

Sudah jelas bukan tentang peranan penting bleed dalam suatu proyek cetak desain? Berikut langkah-langkah yang dapat dipraktikkan untuk menerapkan bleed guna meningkatkan keberhasilan dan kualitas pekerjaan Anda.

1. Menentukan Ukuran Bleed yang Tepat

Langkah pertama penerapan bleed adalah menentukan ukuran yang tepat. Ukuran standar bleed dalam industri percetakan 3 mm (0.125 inci) di setiap sisi. Namun, beberapa mesin cetak memiliki spesifikasi teknis berbeda, sehingga ukuran bleed juga tidak sama. Biasanya untuk mesin cetak skala besar, diperlukan ukuran bleed 5 mm atau 6 mm.

Ada juga ukuran bleed 1 mm dan 2 mm, tapi sangat jarang digunakan. Biasanya hanya proyek-proyek tertentu yang menetapkan toleransi bleed sangat tipis. Diperlukan keahlian memotong yang mumpuni juga jika menggunakan ukuran bleed yang kecil tersebut.

2. Pengaturan Bleed di Software Desain Grafis

Berikutnya, Anda perlu menyesuaikan pengaturan bleed di piranti lunak desain grafis yang digunakan untuk mendesain. Sebagian besar software profesional, seperti: Adobe Photoshop, Illustrator, dan InDesign, sudah memiliki fitur pengaturan bleed secara mudah. Jadi, tidak perlu kesulitan lagi melakukan pengaturan manual. 

Anda dapat menemukan opsi ini saat membuka proyek baru di software desain grafis tersebut atau di pengaturan dokumen (document setup). Meskipun ada pengaturan otomatis, tapi pastikan sekali lagi jika bleed sudah melebihi margin desain asal untuk meminimalisir kesalahan ketika pencetakan dilakukan.

3. Memastikan Elemen Desain Meluas ke Area Bleed

Berikutnya, pastikan elemen desain Anda meluas hingga area bleed. Jadi, tidak cukup hanya memenuhi area cetak utama saja. Buat semua elemen desain, mulai dari: latar belakang, gambar, garis, dan warna, memenuhi area bleed. Langkah ini penting, karena jika elemen desain tidak mencapai bleed, berisiko menghasilkan tepi putih atau kerusakan desain.

4. Mengekspor File dengan Pengaturan Bleed yang Benar

Terakhir, perhatikan saat mengekspor fail desain ke format siap cetak. Pastikan Anda mengaktifkan opsi bleed. Di aplikasi-aplikasi desain populer, Anda akan menemukan opsi ini di jendela ‘Export’ atau ‘Save As’ ketika memilih format PDF. Pilih opsi yang menyertakan bleed, seperti: “Use Document Bleed Settings” atau “Include Bleed” ketika proses transfer.

Contoh Penggunaan Bleed dalam Berbagai Jenis Cetakan

Tiga fungsi utama bleed serta langkah-langkah pengaplikasiannya yang tidak terlalu sulit membuatnya semakin banyak digunakan dalam proses pencetakan berbagai produk, antara lain:

  • Kartu Nama: Bleed memastikan warna latar belakang atau gambar mencapai tepi kartu nama tanpa garis putih.
  • Brosur: Bleed penting untuk memastikan lipatan brosur terlihat rapi dan tidak ada area putih yang muncul di tepi.
  • Poster: Dengan ukuran yang lebih besar, bleed pada poster menjadi lebih krusial untuk mengkompensasi potensi pergeseran pemotongan.
  • Buku/Majalah: Bleed diperlukan untuk halaman dengan gambar atau warna yang mencapai tepi, memastikan tidak ada garis putih yang muncul setelah penjilidan.
  • Kemasan Produk: Bleed sangat penting pada kemasan produk untuk memastikan desain terlihat utuh dan profesional setelah dilipat dan dipotong.
  • Stiker: Peranan bleed adalah membantu memastikan tidak ada tepian putih yang merusak estetika setelah stiker dipotong sesuai bentuk desain utamanya.
  • Undangan: Penting untuk undangan formal, bleed memastikan desain tercetak sempurna hingga tepi untuk mempertahankan citra elegan dan berkelas pada tamu.

Bleed, Elemen Cetak Krusial yang Sering Disepelekan

Bleed adalah elemen penting dalam desain untuk percetakan yang sering kali dianggap remeh, bahkan diabaikan, padahal memiliki dampak besar terhadap kualitas akhir produk cetak. Bleed memastikan desain tercetak hingga tepi tanpa meninggalkan material polos yang mengganggu dan kesalahan pemotongan yang fatal terhadap kerapian dan profesionalitas produk.

Bagi desainer grafis atau pemilik bisnis, selalu jadikan bleed sebagai salah satu prioritas dalam proyek pencetakan, baik itu kartu nama, kemasan produk, maupun lainnya. Hal ini akan meningkatkan kredibilitas Anda secara signifikan. Sebab, penggunaan bleed terbukti efektif dalam meningkatkan kesan teliti dan perfeksionis terhadap pengerjaan produk cetak.

Post a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
Hello 👋
Can we help you?